PURWOREJO, Selama lima hari, yakni sejak Minggu hingga Kamis (31/8 – 4/9/2025), 22 kepala SMK se-Kabupaten Purworejo mengikuti Pelatihan Pembelajaran Mendalam (PPM). Kegiatan yang diadakan BBPPMPV Seni dan Budaya Yogyakarta ini dibuka oleh Kepala Cabang Dinas Wilayah VIII, Maryanto. Dirinya sekaligus memberikan materi tentang Kebijakan Pemerintah tentang Pembelajaran Mendalam.
Salah satu fasilitator yang telah mengikuti TOT PM dari Pengawas Cabang Dinas Wilayah VIII, Purwandari menjelaskan, Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan.
“Yakni menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Dilakukan melalui olah pikir, hati, rasa, dan raga secara holistik dan terpadu,” ujar Purwandari saat ditemui di sela pelatihan, Kamis (4/9/2025). Selain Purwandari, fasilitator lainnya yakni Bani Mustofa.
Selama lima hari, para peserta diklat mendapatkan materi dari lima modul yang harus dipelajari. Meliputi Pola Pikir Bertumbuh, Konsep dan Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam, Penyelarasan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan dengan Pembelajaran Mendalam. Berikutnya Kepemimpinan dan Pengelolaan Praktik Pedagogis, Kemitraan Pembelajaran, Penciptaan Lingkungan Belajar, dan Pemanfaatan Digital. Serta Penyusunan Rancangan dan Implementasi Inkuiri Kolaboratif secara Terstruktur.

Ketua MKKS SMK Kabupaten Purworejo, Budiyono berharap, pelatihan ini nantinya bisa langsung diimplementasikan di sekolah masing-masing dengan kurikulum terbaru. “Harapannya pola pikir yang selama ini berada di zona nyaman dapat berubah. Para kepala sekolah menyampaikan hasilnya,” ujar Budiyono.
Iapun menyampaikan manfaat dari pelatihan tersebut. Yakni peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah, khususnya SMK di Purworejo. “Guru tidak hanya menyampaikan materi kepada siswa, tetapi juga memberikan pemahaman. Ini.tidak mudah,” tandas kepala SMKN 6 ini.
Salah satu peserta pelatihan, Shinta Kusumastuti, Kepala SMK Institut Indonesia (ii), menyebutkan bahwa dengan mengikuti pelatihan PM ini dirinya mendapatkan ilmu baru.
“Pembelajaran Mendalam ini kan mengajarkan adanya kolaborasi antara siswa dan guru. Kalau di SMK terutama swasta sebenarnya sudah diterapkan, hanya saja istilahnya saja berbeda,” ucap Shinta.
Ia menyebutkan, dari tiga esensi Pembelajaran Mendalam yakni memggembirakan, bermakna, dan berkesadaran, di sekolah swasta yang paling penting dari ketiganya adalah berkesadaran. “Anak-anak percuma kalau didorong untuk menjadi lebih baik, tapi mereka tidak punya kesadaran. Demikian pula dengan guru,” ucap Shinta.
Ia pun mengungkapkan bahwa anak-anak SMK akan bergembira saat mapel praktek. Namun kalau memberikan mapel berupa teori, diperlukan effort yang besar untuk dapat diterima.
Senada dengan Budiyono, Shinta juga berharap materi diklat dapat segera diimplementasikan di sekolahnya. “Tantangannya adalah menyampaikannya kepada guru-guru senior yang sudah berada di zona nyaman,” ujar Shinta. (Dia)