PURWOREJO, Cabor tinju adalah salah satu olahraga adu jotos yang kini mulai diminati generasi Z di Kabupaten Purworejo. Terbukti animo atlet tinju berkembang pesat. Pada Popda tahun sebelumnya hanya diikuti oleh sekitar 25 atlet dari beberapa sekolah. Namun di tahun 2024 ini cabor tinju diikuti oleh 52 atlet dari 14 sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK /MA se-Kabupaten Purworejo.
Cabor tinju pun secara resmi dipertandingkan dalam event Popda tahun ini. Hal itu disampaikan oleh pembina sekaligus pelatih di Pertina Kabupaten Purworejo, Giyanto, atau yang dikenal dengan Giant Wasiat di sela-sela pertandingan Ppoda Tinju pada Minggu (25/2) sore di SDN Gesing Kecamatan Purwodadi.
Animo penonton pun cukup tinggi. Digelar di tepi jalan raya yang menjadi menuju Pantai Dewaruci Jatimalang menjadi daya tarik tersendiri. Banyak penonton yang menyaksikan pertandingan dari luar halaman sekolah yang yang menjadi lokasi pertandingan. Bahkan saat hujan deras turun pun penonton masih banyak yang menyaksikan jalannya pertandingan.
Kepada Purworejo News Giyanto mengungkapkan, cabor tinju pada Popda 2024 diikuti oleh 43 atlet putra dan sembilan atlet putri yang bertanding di 14 kelas. “Di sektor putra mempertandingkan kelas under 48 kg hingga kelas 91 kg. Sedangkan di sektor putri dipertandingkan kelas under 48 kg hingga kelas under 57kg. “Dari jumlah atlet tersebut, SMA N 1 paling banyak menurunkan atletnya, yakni 14 orang, terdiri atas 12 putra dan dua putri,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, Popda cabor tinju bertujuan untuk mencari bibit- bibit atlet potensial sekaligus merupakan ajang seleksi yang nantinya akan diterjunkan di event Popda tingkat Provinsi. “Pada event Popda Provinsi tahun lalu, atlet Purworejo tampil cukup menjanjikan. Meski banyak tekanan dari PPLOP Jateng, namun atlet kami masih mampu mempersembahkan perunggu untuk Kabupaten Purworejo,” ungkapnya.
Lebih lanjut Gianto menyebut, semua peserta melakukan pertandingan dengan sistem gugur. Setiap laga dilangsungkan sebanyak tiga ronde. Namun jika pertandingan berhenti sebelum tiga ronde karena salah satunya tidak kuat melanjutkan pertandingan atau terpukul jatuh, maka laga akan dihentikan oleh wasit dan akan dihitung dengan kemenangan Knock Out (KO), Technical Knock Out (TKO) atau yang lebih dikenal dengan istilah Referee Stop Contact (RSC).
Pantauan Purworejo News, ada beberapa pertandingan yang cukup menarik. Diantaranya adalah laga sesama atlet dari satu sekolah. Axel Apriliano Nawe vs M. Atohist Saqib dari MAN Purworejo yang turun di kelas 67 kg bertanding spartan selama dua setengah ronde. Pertandingan itu akhirnya dimenangkan oleh Axel diawal ronde ketiga dengan kemenangan RSC.
Di sektor putra lainnya laga cukup menarik adalah ketika atlet Popda Jateng, salah satu putra dari Gianto yang turun di kelas 54 kg, yakni Satrio Wijaya dari SMK YPT bertanding melawan atlet pemula berbakat dari SMP N 26. Walaupun pertandingan singkat namun ada perlawanan yang gigih selama satu menit, sebelum dia menyerah, karena kalah segalanya baik kecepatan pukulan maupun teknik bertanding.
Sementara itu menurut mantan atlet tinju nasional yang sekaligus sebagai wakil ketua panpel, Ambyah Panggung, dari sekian atlet yang tampil di ring tinju Popda, mayoritas masih pemula. Jadi mereka masih belum bisa mengontrol emosi, sehingga tenaga sudah habis sebelum tiga ronde. Bahkan beberapa terpantau terkapar hanya karena kehabisan tenaga tidak lebih dari satu ronde.
“Kami berharap dengan pengalaman bertanding di atas ring, ke depannya mereka bisa mengontrol emosi, sehingga teknik bertinju saat latihan mampu diterjemahkan di atas ring tinju. Selaras dengan bertambahnya pengalaman bertanding, diharapkan akan muncul atlet-atlet potensial yang bisa membawa prestasi cabor tinju di Purworejo semakin berkembang,” pungkasnya. (Dia)