PURWOREJO, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPwr) Kelompok PN. 09 yang bertugas di Desa Karangtalun, Kecamatan Ngombol, menggelar sosialisasi pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair (POC) dengan metode ember tumpuk. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa (7/1/2025) di Aula Balai Desa Karangtalun dan dihadiri oleh ibu-ibu PKK.
Ketua PKK Desa Karangtalun, Yuanita, membuka acara dengan menekankan pentingnya pemanfaatan limbah rumah tangga agar lebih bernilai guna. Sosialisasi kemudian dipandu oleh Ketua Kelompok KKN PN. 09, Lindra Safitri, yang didampingi oleh anggota kelompok sebagai tim pendukung.
“Pupuk organik cair (POC) merupakan pupuk hasil fermentasi bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Pembuatan pupuk ini menggunakan alat dan bahan sederhana, seperti dua ember bekas, kran, solder, serabut kelapa, dan limbah organik rumah tangga,” jelas Lindra.
![](https://purworejonews.com/wp-content/uploads/2025/02/img-20250203-wa00344170227283861402905.jpg)
Lebih lanjut menurutnya, sebagian besar warga sebelumnya hanya memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai pakan ternak atau membuangnya tanpa pengolahan lebih lanjut. Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat diajak untuk mengubah perspektif mereka terhadap sampah organik, yang ternyata dapat diolah menjadi sumber daya bermanfaat bagi pertanian dan lingkungan.
Antusiasme peserta terlihat selama kegiatan berlangsung. Para ibu-ibu PKK tidak hanya menyimak materi dengan seksama tetapi juga aktif berpartisipasi dalam praktik pembuatan ember tumpuk. Mereka menyatakan bahwa metode ini cukup mudah dipahami dan berpotensi diterapkan di rumah masing-masing.
“Dengan ilmu yang kami dapat hari ini, kami jadi tahu bahwa limbah rumah tangga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk yang baik untuk tanaman, tidak hanya sekadar dibuang,” ujar salah satu peserta sosialisasi.
Mahasiswa KKN PN. 09 berharap kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat membekali ibu-ibu rumah tangga dengan pengetahuan dan keterampilan secara praktis agar mampu memanfaatkan limbah organik rumah tangga secara mandiri dan berkelanjutan.
Tidak hanya itu, dengan sosialisasi ini menurut Lindra dapat mengubah cara pandang masyarakat untuk mengelola sampah menjadi pupuk yang bermanfaat, sekaligus mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
“Metode ember tumpuk yang kami pilih diharapkan menjadi solusi tepat dan mudah dipahami dan dipraktikkan oleh seluruh masyarakat terutama ibu-ibu rumah tanngga Desa Karangtalun,” pungkasnya. (Ita)