YOGYAKARTA, Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional, Ossy Dermawan, membuka acara Apel Pagi Taruna Bhumi di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Yogyakarta. Dalam amanatnya, Wamen Ossy menegaskan pentingnya peran STPN sebagai institusi pendidikan tinggi kedinasan di bidang pertanahan dan tata ruang.
“Sebagai institusi pendidikan tinggi kedinasan di bidang pertanahan dan tata ruang, STPN diharapkan tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten secara akademis, tetapi juga membentuk insan pertanahan dan tata ruang yang berkarakter, berintegritas, dan berjiwa nasionalis. Hal ini diwujudkan dalam Sapta Karakter Taruna Bhumi, tujuh karakter utama yang menjadi fondasi moral dan etika bagi setiap taruna taruni STPN,” ujar Wamen Ossy, Jum’at (9/5/2025).
Pada kesempatan tersebut, dirinya mengajak seluruh taruna taruni STPN untuk kembali merefleksikan dan menghayati Sapta Karakter Taruna Bhumi STPN. Yakni kejujuran, keindonesiaan yang pluralis, prima melayani, disiplin dan pantang menyerah, senantiasa evaluasi dan mengembangkan diri, tanggung jawab dan kepemimpinan, serta loyalitas pada cita-cita organisasi.

Wamen Ossy juga mengingatkan taruna/i untuk tidak hanya menghafal tujuh karakter tersebut, tetapi juga menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadikannya bagian dari jati diri mereka sebagai insan pertanahan dan tata ruang yang profesional dan berintegritas.
“Karakter ini bukan hanya sekadar semboyan, melainkan jiwa yang harus kita pegang erat, ditanamkan dalam hati, dan kita wujudkan dalam tindakan nyata, baik di kampus, interaksi sosial, maupun nanti saat kita mengabdi di masyarakat,” pesan Wamen Ossy.
Ia mengajak seluruh civitas academica STPN untuk bersama-sama membangun STPN sebagai pusat unggulan pendidikan pertanahan yang tidak hanya kuat dalam ilmu, tetapi juga kokoh dalam karakter. “Mari kita siapkan diri untuk mengabdi kepada bangsa dan negara,” ajak Wamen Ossy.
Selain itu, para sesi kuliah umum, para taruna dan taruni STPN juga mendapatkan materi dari Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (Dirjen PHPT), Kementerian ATR/BPN, Asnaedi. Ia menyebut bahwa generasi muda perlu adaptif menghadapi transformasi digital, terutama dalam hal pelayanan publik dan pendidikan.
“Tantangan terbesar dalam mengadopsi sistem digital bukan pada teknologinya, melainkan pada pola pikir dan bagaimana kita biasa adaptif. Jika mindset belum berubah, maka transformasi digital hanya akan menjadi slogan. Perubahan yang konsisten akan menciptakan lompatan besar, baik dalam pengembangan diri kalian maupun kelembagaan,” terang Asnaedi.
Dalam mewujudkan perubahan tersebut, Asnaedi mengingatkan agar tidak hanya mengandalkan rutinitas, tetapi lebih disiplin, kreatif, dan aktif mencari informasi. “Perubahan itu tidak harus banyak. Tidak harus sekaligus, 1% saja setiap hari, itu bisa membuat suatu perubahan yang sangat besar dan berarti, walaupun hanya 1%,” tegasnya.
Selain Dirjen PHPT, kuliah umum yang diikuti oleh 625 taruna/i tingkat II Diploma IV tersebut, juga menghadirkan Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Muhammad Rifqinizamy Karsayuda. Ia menyampaikan materi mengenai arah kebijakan pendaftaran tanah di Indonesia.
Ketua STPN, Sri Yanti Achmad mengungkapkan bahwa kuliah umum ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran intelektual, kompetensi, dan kapabilitas taruna taruni STPN di bidang agraria, pertanahan, dan tata ruang. “Kami berharap, mereka dapat menjadi generasi muda yang adaptif, inovatif serta berkarakter di era global yang serba digital saat ini,” ucapnya.
Kuliah umum ini juga dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi DIY, Dony Erwan beserta jajaran, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama sekaligus Ketua Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Agraria (KAPTI-Agraria), Andi Tenri Abeng, serta sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian ATR/BPN. (Dia)