Beranda ยป Kreatif, Guru SMAN 7 Purworejo Bikin Batik Ecoprint, Manfaatkan Daun Ikonik di Lingkungan Sekolah Buat Peluang Usaha

Kreatif, Guru SMAN 7 Purworejo Bikin Batik Ecoprint, Manfaatkan Daun Ikonik di Lingkungan Sekolah Buat Peluang Usaha

PURWOREJO, Sebanyak 83 guru dan karyawan SMAN 7 Purworejo membuat batik ecoprint dengan memanfaatkan daun pohon trembesi dan ketapang yang menjadi ikon sekolah. Puluhan guru dan karyawan itupun antusias mengikuti proses pembuatan batik ecoprint yang dilakukan di selasar sekolah pada Rabu (5/1/2025).

Puluhan batik dengan dominasi bahan dasar abu-abu dan hijau tosca yang telah melalui proses perebusan pun dijemur di selasar sekolah, mengeluarkan aroma alami berasal dari daun yang digunakan. Tak lupa, para guru dan karyawan pun berpose bersama hasil karya mereka, termasuk Kepala SMAN 7 Niken Wahyuni.

Ditemui di sela kegiatan, Niken menjelaskan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kreativitas guru SMAN 7 yang sebelumnya telah membersamai siswa dalam program serupa. “Sebelumnya siswa sudah membuat kegiatan serupa dengan 1.000 batik ecoprint menggunakan bahan dasar bunga tanjung yang juga menjadi ikon sekolah,” jelasnya.

Kepala SMAN 7 Purworejo, Niken Wahyuni

Hasil karya siswa tersebut, lanjutnya, dibagi menjadi tiga warna dasar. Yakni hitam untuk kelas 12, biru navy kelas 11, dan merah bagi siswa kelas 10. Sedangkan untuk para guru, tema batik ecoprint yakni ecopreneurship.

“Disamping memanfaatkan kearifan lokal yang ramah lingkungan, kegiatan ini juga bisa dijadikan peluang usaha karena bapak ibu guru antusias sehingga dapat menghasilkan batik ecoprint yang khas. Ini diharapkan dapat memantik jiwa wirausaha bapak ibu guru yang siapa tahu memiliki keinginan untuk ke arah sana,” tutur Niken.

Saat membuat hasil karya tersebut, menurut Niken, para siswa yakni kelas 12 sedang melaksanakan TUC. Adapun kelas 11 dan 10 sedang melakukan persiapan panen hasil karya P5, sehingga mereka belajar mandiri sementara para guru memanfaatkan waktu membuat batik ecoprint.

Para peserta dibagi menjadi 41 kelompok, masing-masing dua orang. Mereka didampingi oleh pelatih yang sebelumnya sudah pernah mengikuti kegiatan serupa. Pembuatan ecoprint ini, lanjut Niken, memerlukan kesabaran, ketelatenan, dan kesungguhan sehingga hasilnya bisa maksimal sesuai yang diharapkan.

Adapun pewarnanya berasal dari tumbuhan yang diekstrak terlebih dahulu. “Pewarnanya berasal dari daun-daunan yang ada di lingkungan sekolah, yakni daun trembesi dan ketapang yang jadi ikon sekolah dan wajib ada di setiap hasil karya,” lanjut Niken.

Dirinya berharap kegiatan semacam ini bisa menginspirasi siapa saja supaya lebih dapat memanfaatkan waktu untuk menuangkan kreativitas. Selain itu juga bisa untuk berwirausaha sesuai dengan minatnya. Karena dengan bahan yang sama hasilnya akan berbeda-beda sehingga menghasilkan motif yang variatif. (Dia)

Loading

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *