PURWOREJO, Secara nasional, harga beras terus naik dari waktu ke waktu, termasuk di Kabupaten Purworejo. Di Purworejo, salah satu penyebabnya karena di musim kemarau ini ketersediaan lahan yang ditanami padi terbatas. Hal itu karena lahan sentra padi di Purworejo banyak dipakai untuk palawija seperti kacang hijau.
Mahalnya harga beras membuat Pemkab Purworejo melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melakukan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya yakni pemberian subsidi dan pembagian beras gratis bagi 73.267 warga di 16 kecamatan. “Masing-masing mendapatkan jatah 10 kg,” ungkap Kabid Ketahanan Pangan DKPP Tri Astuti, Selasa (29/8).
Kepada Purworejo News Tri Astuti menjelaskan, data jumlah penerima bantuan beras tersebut diperoleh dari Kemensos yang disampaikan kepada DKPP. Selain itu, Badan Pangan Nasional juga akan melakukan gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (Sigap SPHP) Beras bersama Perum Bulog di Jakarta.
Upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk pengendalian harga beras di tingkat konsumen yang saat ini terus cenderung naik. “Perum Bulog dan Bapanas akan meningkatkan volume dan outlet penyaluran Beras SPHP di pasar- pasar tradisional maupun ritel modern. Caranya dengan mendata pasar dan nama pedagang. Selanjutnya beras SPHP akan disalurkan.
Tri Astuti menyebutkan bahwa harga beras terus mengalami kenaikan sejak awal tahun ini. Beras medium yang semula harganya di bawah Rp 10.000 kini telah menembus harga lebih dari Rp 11.000.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan Gerakan Pangan Murah Bulan di bulan September. “Rencananya kami bekerjasama dengan Bulog akan melakukan gerakan pangan murah di Kecamatan Banyuurip,” ujarnya.
Selain beras yang mengalami inflasi, juga akan dijual telur, bawang merah dan bawang putih serta kebutuhan pokok lainnya. “Pokoknya kebutuhan yang mengalami inflasi akan kami jual murah ,” tandasnya. (Dia)