PURWOREJO, Sebanyak 100 personel dari jajaran Polres Purworejo mengamankan jalannya Aksi Bela Pasletina yang dilakukan sekitar 500 warga Universitas Muhammadiyah Purworejo (UM Purworejo) pada Selasa (7/5). Aksi tersebut dilakukan secara serentak oleh 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Sepanjang jalan, ratusan peserta aksi yang berjalan dari kampus pusat meneriakkan “Free Palestine!” sambil mengenakan dan membawa atribut negara Palestina. Aksi long march dimulai pada pukul 10.00 melibatkan seluruh warga kampus mulai dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan.
Mereka berjalan dari Kampus UM Purworejo yang berlokasi di Jalan KH ahmad Dahlan menuju Gedung DPRD di Jalan Urip Sumoharjo. Sekitar 30 menit berjalan, mereka ditemui wakil ketua DPRD Fran Suharmaji. Didampingi Rektor Teguh Wibowo dan Ketua PDM Pujiono, Fran mendengarkan orasi yang disampaikan secara bergantian oleh perwakilan dosen dan mahasiswa, sebagai bentuk solidaritas kepada Palestina.
“Kita berjuang untuk kemerdekaan Palestina sebagai negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia. Kami berpesan kepada anggota DPRD untuk menyampaikan aspirasi dan harapan untuk negara Palestina,” kata salah satu dosen yang menyampaikan orasi sambil meneriakkan takbir, disambut oleh seluruh peserta orasi yang berdiri di halaman Gedung DPRD.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor Teguh Wibowo membacakan 10 pesan dari Forum Rektor PTMA, yakni:
1. Mengutuk keras Israel atas agresi dan serangan militer yang sangat tidak proporsional, penangkapan massal terhadap warga sipil Palestina, perusakan berbagai fasilitas umum, utamanya fasilitas kesehatan, serta blokade bantuan kemanusiaan.
2. Mengapresiasi sebesar-besarnya dukungan mahasiswa, dosen, dan guru besar di seluruh dunia yang sudah berani menyuarakan hati nurani dan akal sehatnya menolak kejahatan genocide Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina.
3. Mengecam keras sikap Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara- negara serta pihak-pihak lainnya yang terus memberikan dukungan dan bantuan terhadap Israel dalam agresi dan penyerangan terhadap Palestina.
4. Meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memaksa dan memfasilitasi perundingan dan gencatan senjata Israel dan Palestina.
5. Mendukung Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) mengadili Benjamin Netanyahu dan tokoh-tokoh Israel lainnya yang terlibat dalam genocide warga Palestina.
6. Mengecam Organisasi Kerja Sama Islam, Rabithah Alam Islami, dan negara- negara Arab yang bersikap lemah dan cenderung membiarkan Israel secaraleluasa melakukan penyerangan dan pembunuhan hanya untuk kepentingan dalam negeri mereka sendiri.
7. Mengapresiasi atas konsistensi dan keberanian Menteri Luar Negeri RI dalam berbagai forum dunia untuk terus membela dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina, menolak kejahatan Israel, serta mengkritik keras kemunafikan Barat dalam kasus konflik Israel-Palestina.
8. Meminta kepada Pemerintah Indonesia, untuk tidak berpikir sedikit pun dan apalagi melakukan langkah-langkah politik untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara agresor dan pelaku genocide, Israel.
9. Atas nama hak asasi manusia dan amanat Konstitusi Republik Indonesia yang menegaskan bahwa segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, serta aspek historis relasi Palestina dan Indonesia melalui Prof. Kahar Muzakir (Muhammadiyah), kami meminta agar Pemerintah Indonesia memperkuat jalinan diplomasi dengan negara-negara lain untuk mewujudkan lahirnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
10. Mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk terus memberikan perhatian serius terhadap perkembangan konflik Israel dan Palestina, dengan terus memberikan bantuan moral, material, dan spiritual terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Pernyataan yang disampaikan tertulis itupun kemudian diserahkan Rektor kepada Wakil Ketua DPRD. Usai menyampaikan orasi dan pesan, para peserta aksi kembali ke kampus. Adapun Fran Suharmaji kepada media menyampaikan, pihaknya akan membawa aspirasi yang disampaikan melalui forum rektor tersebut ke jenjang yang lebih tinggi yakni DPR RI. “Ya kalau ini kalau menyuarakan aspirasi nasional maka akan kami sampaikan ke DPR RI dalam waktu dekat,” ucap Frans.
Meski belum dikomunikasikan secara nasional, selaku wakil DPRD Frans menyatakan pihaknya sepakat dengan tuntutan yang disampaikan. “Tujuannya kan sepertinya ingin menghabiskan warga Palestina, jadinya kita harus menjaga perdamaian dunia sesuai amanat Undang Undang Dasar 1945,” tutur Frans.
Ia menegaskan, sekecil apapun gerakan moral perlu dilakukan untuk menghimpun suara nasional agar memberikan tekanan kepada Israel dan didengar oleh dunia internasional. (Dia)