PURWOREJO, Hari masih pagi, sekitar pukul 05.00 saat 460 kepala desa di Kabupaten Purworejo yang tergabung dalam Paguyuban Polosoro bersiap berangkat mengikuti Sekolah Anti Korupsi di GOR Jatidiri, Semarang. Dengan menggunakan sembilan bus, satu mini bus, empat mobil penumpang, dan sembilan mobil pribadi, rombongan berangkat pada Selasa (29/4/2024) pagi.
Kepada Purworejo News, Sekretaris Umum Polosoro, Dwinanto menjelaskan, rombongan tersebut berangkat dari masing-masing kecamatan antara pukul 04.00 hingga 05.00. “Acara d Semarang mulai pukul 08.00.hingga 13.30,” kata Dwinanto, Selasa (29/4/2025).
Dari 16 kecamatan, peserta terbanyak berasal dari Ngombol yakni 57 kades. Selain itu, setiap kecamatan ada satu pendamping. Di GOR Jatidiri, para peserta berkumpul untuk mengikuti Sekolah Anti Korupsi yang digagas Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.

Selain mendapat materi tentang penguatan anti korupsi yang disampaikan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah, sejumlah 7.810 total peserta juga mengikuti pengarahan dari Ahmad Luthfi. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya tindak korupsi di pemerintahan desa.
“Tujuan diadakannya Sekolah Anti Korupsi bagi para kepala desa ini adalah untuk memberikan pemahaman potensi korupsi dalam pengelolaan keuangan desa. Juga untuk memberikan pemahaman ekosistem berintegritas di desa, serta pemahaman tentang tindak pidana korupsi di desa,” jelas Dwinanto..
Bagi Polosoro Purworejo, kegiatan ini juga sekaligus sebagai ajang silaturahmi perdana dengan gubernur baru, serta untuk koordinasi dan mendengar sosialisasi program pemerintah untuk desa. “Yang tak kalah penting, kegiatan ini juga untuk tambahan ilmu dan wawasan agar tidak terjebak dalam tindak pidana korupsi pengelolaan keuangan desa,” tegas Dwinanto.
Selain itu yang paling penting dari kegiatan ini, menurut Dwinanto, yakni agar bisa diaplikasikan di wilayahnya, sehingga tidak ada lagi pengurus dan anggota Polosoro Purworejo yang tersandung masalah hukum karena kasus korupsi. (Dia)