Alumni SMAN 1 Purworejo Fasilitasi Pelatihan Pembuatan Perahu Fiber, Kadin LHP: Baru Pertama Diadakan

PURWODADI, Alumni SMAN 1 Purworejo, Toto Wirawan yang menjabat Direktur PT Naval Dipo Services (NDS), mengadakan pelatihan pembuatan perahu berbahan
Fober Reinforced Plastic (FRB). Sebagai perwakilan, dipilihlah 10 nelayan dan juga guru SMKN 4 Purworejo untuk mengikuti pelatihan yang dibuka pada Kamis (11/12/2025) di Kantor Pos TNI AL Jatimalang, Kecamatan Purwodadi.

“Ini merupakan bentuk bakti sosial kami, bekerjasama dengan Pakuwojo. Kami ingin berbagi dengan masyarakat pesisir (pantai) Purworejo agar bisa memajukan SDM dalam hal pembuatan perahu fiber, termasuk perbaikannya,” ungkap Toto yang merupakan alumni Universitas Diponegoro Prodi Teknik Perkapalan di sela acara.

Bakti sosial dalam rangka 50 tahun Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ini, lanjut Toto, merupakan murni untuk melatih para nelayan agar lebih sejahtera, tanpa ada tendensi politik maupun unsur bisnis.

Menurutnya, selama ini perahu nelayan Purworejo merupakan produksi Cilacap, Pangandaran, dan sebagian dari Kebumen. Dengan adanya pelatihan ini, selain bisa memproduksi, para nelayan juga dapat memperbaiki sendiri apabila kapalnya mengalami kerusakan, tanpa harus menunggu perbaikan dari pihak lain.
Toto yang tercatat sebagai alumni SMAN 1 (MG) Tahun 1985 ini berharap, selain untuk masyarakat pesisir Purworejo, hasil dari pelatihan ini nantinya dapat ditingkatkan ke dalam skala nasional. “Selain memproduksi untuk sendiri, diharapkan nantinya bisa dikembangkan untuk produksi lainnya,” ucapnya. Ia menambahkan, selain kapal, bahan dara fiber juga bisa dibuat cool box untuk menampung ikan, juga kolam.

Terkait jangka waktu pelatihan, Toto menyebut, karena sudah ada cetakannya, membuat perahu fiber ini hanya butuh waktu sehari. Namun karena teknik pelatihan ini dilakukan secara detail agar peserta benar-benar menguasai, maka waktu yang dibutuhkan sekitar satu minggu. Adapun instrukturnya berasal dari Undip dan PT NDS.
Ketua Pakuwojo, Rendra Wijaya Kusuma menyebutkan, kegiatan yang dilakukan oleh diaspora Purworejo semacam ini sangatlah ditunggu dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Adanya putra putri asli Purworejo yang sukses kemudian melakukan kegiatan bakti sosial, patut diapresiasi. Termasuk kegiatan yang dilakukan oleh alumni MG 85 bersama teman-temannya ini.

Direktur PT Naval Dipo Services (NDS), Toto Wirawan

“Kegiatan kolaborasi ini adalah untuk
menguatkan pemberdayaan masyarakat nelayan dalam hal pembuatan kapal fiber. Harapannya para nelayan bisa mandiri, mampu menghasilkan kapal sendiri. Selain itu juga harus dikembangkan,” ucap Rendra.

Ia menegaskan, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi modal awal bagi masyarakat pesisir. Sehingga dapat memajukan nelayan dan masyarakat pesisir. Pihaknya juga mengapresiasi pihak Pemda yang mendukung kegiatan semacam ini.

Di sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (Kadin LHP) Kabupaten Purworejo, Wiyoto Harjono menyatakan,  pelatihan pembuatan perahu fiber ini baru
pertama kali diadakan di Purworejo. Ia bahkan mengklaim, pelatihan pembuatan perahu fiber ini yang pertama dilakukan di Indonesia.

Wiyoto menyebutkan, selama ini para nelayan sudah biasa memakai perahu fiber, tapi belum pernah membuat sendiri. “Selaku perwakilan pemda, saya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Mas Toto dan teman-teman. Ini
juga menjadi pembelajaran bagi nelayan karena selama ini mereka hanya menerima.

Tapi setelah ini paling tidak bisa menjadi pemahaman terkait kondisi perahu fiber mereka,” tutur Wiyoto.

Dirinya berharap pengetahuan bidang pembuatan kapal ini bisa ditularkan ke nelayan lainnya. Termasuk juga cara membuat cool box dan kolam ikan berbahan dasar fiber.

Sebagian peserta pelatihan di depan cetakan perahu fiber

Salah satu peserta pelatihan, Waluyo (45) yang berasal dari Desa Wukirsari Grabag menyatakan ungkapan terima kasih atas perhatian  yang diberikan kepada para nelayan di pesisir Purworejo. “Selama ini kalau ada perbaikan kami masih mengundang teknisi dari Kebumen atau Cilacap. Dengan adanya pelatihan ini, selain kami nanti bisa bikin kapal sendiri,  juga kalau rusak bisa kami perbaiki sendiri,” ungkapnya.

Ia mengakui, saat ini banyak  kapal yang kondisinya kurang layak. Dengan adanya pelatihan ini menurutnya, kapal-kapal tersebut bisa diperbaiki.

Waluyo yang merupakan Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DPC Purworejo ini menjelaskan, perahu berukuran sedang seharga Rp15 juta hingga Rp18 juta ini bisa menampung sekitar dua kuintal ikan sekali jalan.

Adapun di Purworejo ada sekitar 300 nelayan aktif yang tergabung dalam HNSI. Sebagian besar, yakni sekitar 100 orang merupakan nelayan dari Pantai Jatimalang. Sisanya, dari TPI lainnya yakni Pantai Keburuhan, Jatikontal, Kertojayan, dan Pagak. (Dia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *