PURWOREJO, Dalam dua pekan terakhir, enam orang warga RW 8 Perum KBN Kelurahan Pangenjurutengah terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan harus menjalani opname. Hal tersebut mendorong Ketua RW 8 kepada warganya agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan mengecek jentik nyamuk di beberapa lokasi yang menjadi genangan air bersih. Pengecekan dilakukan pada Minggu (23/6) pagi.
Namun sebelum melakukan PSN, warga terlebih dahulu mendapatkan penyuluhan tentang penyakit DBD dan cara pencegahan oleh petugas dari Puskesmas Mranti. Penyuluhan dihadiri oleh Kepala Kelurahan Widodo, Ketua RW Bambang P Darminto, para ketua RT 1 hingga 5, serta pengurus PKK tingkat RW hingga dasa wisma (dawis).
Dalam kegiatan penyuluhan yang berlangsung di Balai RW itu, Kepala Puskesmas Mranti, dr. Aswita Damayanti menyampaikan bahwa saat ini kasus DBD sangat banyak dengan gejala demam tjnggi selama tujuh hari. Adapun cara pencegahannya melalui PSN 3M Plus.
Yakni menguras bak mandi atau tempat penampungan air. “Tidak hanya dikuras tapi juga disikat supaya jentik nyamuk yang menempel di dinding bak mandi mati,” ujarnya. Bentuk jentik nyamuk biasanya berdiri, kalau disenteri akan bergerak-gerak dan lokasinya di pojok-pojok bak mandi, tidak di tengah.
Lalu M yang berikutnya adalah menutup penampungan air supaya nyamuk tidak menetas. Selain itu tempat air minum burung, akuarium, vas bunga, genangan air di belakang lemari es dan dispenser. Berikutnya mengubur barang bekas atau mendaur ulang. Adapun Plus-nya yakni mengurangi penyebabnya dengan memakai lotion anti nyamuk, mengurangi pakaian yang biasanya bergantungan di belakang pintu atau tempat lainnya.
“Saat mengecek, sebaiknya pakai senter. Sebab kalau pakai flash HP untuk bak mandi yang berwarna gelap, jentiknya tidak kelihatan,” pesan Wita. Ia pun menegaskan bahwa satu-satunya cara yang paling baik menangani DBD yakni dengan melakukan PSN di rumah masing- masing, terutama memantau jentik nyamuk.
“Kalau ada kasus jangan langsung fogging, karena penanganan yang paling baik yakni PSN. Fogging itu tidak mematikan jentik nyamuk sehingga tidak tuntas,” tegasnya. Penyakit DBD inipun, lanjut Wita, menular dan dapat mengakibatkan kematian. “Kalau sudah rutin dilakukan Insyaallah akan berkurang,” tandasnya.
Selanjutnya, ketua RW bersama warga, termasuk pengurus PKK dan dawis serta tim petugas Puskesmas Mranti melakukan pengecekan khususnya di wilayah yang terjangkit hingga radius 100 meter. Pemeriksaan dilakukan di bak kamar mandi, kolam ikan, belakang kulkas, serta pot bunga yang ada genangan airnya.
Selain itu Bambang juga memohon kepada semua warga termasuk yang mengikuti penyuluhan untuk menyampaikan informasi tersebut kepada grup masing-masing. “Ini merupakan masalah serius yang harus kita tangani bersama. Semoga dengan adanya kegiatan ini tidak ada lagi warga KBN yang terjangkit DBD,” harapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Widodo yang berharap agar kasus DBD tidak merebak di Kelurahan Pangenjurutengah. Ia pun menghimbau warga agar melakukan PSN secara rutin sehingga populasi nyamuk akan berkurang dan hilang.
Terkait dengan banyaknya kasus DBD, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat (Yankes Kesmas), dr Nursalim menyampaikan, dalam dua minggu ini kasus DBD mengalami peningkatan signifikan. “Sebelumnya sudah sempat turun sampai 60. Tapi ini naik lagi sampai 100 lebih,” katanya saat dihubungi Purworejo News pada Minggu (23/6) malam.
Salah satu pemicunya, menurut dr. Nursalim, diduga saat hujan beberapa waktu lalu di sebagian wilayah Purworejo. “Jadi bekas genangan air yang ada di luar masih ada dan jadi salah satu tempat bertelur nyamuk Aedes Aegypti,” imbuhnya. Pihaknya pun mengimbau agar masyarakat melakukan PSN secara berkala. (Dia)