Persiapkan Materi MPLS yang Menyenangkan, Guru Kelas 1 dan 2 SDN se-Kecamatan Banyuurip Purworejo Ikuti Workshop

BANYUURIP, Menghadapi persiapan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada tahun ajaran baru, khususnya untuk transisi peserta didik dari TK ke SD, Koordinator Wilayah Kecamatan Pendidikan (Korwilcambidik) Banyuurip menyelenggarakan workshop. Sebanyak 50 guru kelas 1 dan 2 SDN se-Kecamatan Banyuurip dan sebagian Pituruh menjadi peserta workshop yang diselenggarakan dua hari, Jum’at dan Sabtu (13-14/6/2025).

Workshop yang diadakan di SDN Kenteng tersebut menghadirkan narasumber Lia Ratna Sagita Tondok dari yayasan non profit “Bantu Guru Belajar Lagi”, Jakarta. Ketua PGRI Purworejo, Irianto Gunawan mengapresiasi Korwilcambidik Banyuurip yang dikomandoi Ika Mery Widharningsih untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

“Saya yakin kalau Mbak Ika Mery yang melakukan kegiatan seperti ini. Termasuk saat Covid-19, satu-satunya kabupaten di Indonesia yang bisa bekerjasama dengan Pusdatin ya hanya Purworejo. Sehingga saat pembelajaran daring, para guru sudah tidak bingung lagi,” ungkap Irianto saat acara pembukaan workshop.

Kegiatan semacam ini, lanjutnya, bahkan jarang dilakukan oleh pemda karena keterbatasan anggaran. Narasumber workshop inipun, menurut Irianto, tidak main-main. “Kegiatan ini selaras dengan program PGRI, dan kamipun memberikan dukungan termasuk dana stimulan untuk membantu kelancaran kegiatan,” lanjut Irianto.

Plt Kadin Dikbud, Yudhie Agung Prihatno yang hadir sekaligus membuka workshop pun turut mengapresiasi workshop yang menurutnya sejalan dengan program Bupati dalam bidang pendidikan. “Kegiatan termasuk workshop untuk guru ini sejalan dengan program Bupati dalam bidang pendidikan, meski kami akui adanya keterbatasan anggaran,” ucap Yudhie.

Senada dengan Ketua PGRI, Plt Kadin Dikbud juga mengapresiasi kegiatan workshop yang menurutnya akan sangat besar manfaatnya bagi para guru SD terutama kelas 1. Hal itu karena mereka akan menghadapi peserta didik yang mengalami transisi sehingga pasti mengalami ketidaknyamanan.

“Selain dibutuhkan kesabaran, selama kegiatan MPLS diharapkan dapat menjadikan anak berkarakter dan sesuai dengan program Kemendikdasmen yakni deep learning. Atau pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam terhadap materi, bukan hanya sekadar penguasaan dangkal atau hafalan,” jelas Yudhie.

Iapun membeberkan tiga cakupan deep learning. Yakni mindful (berkesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menggembirakan atau menyenangkan). Yudhie juga memaparkan 7 Program Anak Hebat Indonesia yang harus jadi pembiasaan.

Yaitu bangun pagi, beribadah, olahraga, makan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat atau tepat waktu. “Ini sebaiknya disampaikan oleh guru kepada peserta didiknya agar mereka punya kebiasaan yang baik, termasuk menghormati orang tua,” pesan Yudhie.

Terkait workshop, Ika Mery menjelaskan, 50 peserta tersebut memang ada yang berasal dari Korwilcambidik Pituruh yakni 16 guru dari delapan SDN di sana. “Mereka ikut gabung kepada kami dan nantinya akan menjadi pilot project serta dapat diaplikasikan di Kecamatan Pituruh,” jelas Ika.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Kecamatan Banyuurip, Bambang Widyo Pranoto itu, Ika menyebutkan bahwa pihaknya berupaya mencarikan nara sumber yang kompeten dengan harapan dapat memberikan pengetahuan tentang MPLS yang menyenangkan.

“Harapannya saat tahun ajaran baru, guru sudah punya program yang matang sehingga tidak ada lagi kegalauan dalam mengisi waktu MPLS tersebut,” jelasnya. Tak hanya mendapatkan materi, dalam workshop tersebut semua peserta akan bersama belajar menyusun MPLS, termasuk asesmen dan juga praktik.

“Meski hanya dua hari, diharapkan dapat jadi ajang peserta untuk mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dan komunikasi dapat berlangsung dua arah. Sehingga workshop ini dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh peserta,” tandas Ika. (Dia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *