PURWODADI, SMAN 3 pada tanggal 15 Desember 2025 ini genap berusia 42 tahun. Sebelumnya, sekolah yang berdiri pada tahun 1983 ini dikenal dengan sebutan “Kampus Turi”. Itu karena pada awalnya, terdapat banyak pohon turi yang mengelilingi pagar sekolah.
“Untuk mengenang momen tersebut, para siswa membuat batik dengan gambar buah turi untuk dijadikan ikon. Hal itu karena pohon turi dari akar sampai daun dan bunganya bisa bermanfaat. Seperti alumni SMAN 3 Purworejo yang diharapkan punya peran apapun,” kata Kepala SMAN 3 Purworejo, Cahyo Winarno usai acara peringatan ulang tahun sekolah, Rabu (17/12/2025).
Dalam rangka memeriahkan ulang tahun SMAN 3, pihak sekolah menggali potensi siswa melalui berbagai macam kegiatan setelah kegiatan akhir semester. Yakni melalui berbagai macam event perlombaan, baik akademik maupun akademik.
Selain itu juga membangun komunikasi dengan komunitas alumni bernama Ilmaga atau Ikatan Alumni SMAN 3. Rangkaian kegiatannya berupa potong tumpeng sebanyak 21 buah yang berasal dari masing-masing kelas. Juga pelepasan merpati sebagai simbolisasi membangun anak-anak hebat dengan menerbangkan cita-cita mereka setinggi mungkin .
Dalam usianya yang ke-42, sebagai sekolah negeri, Cahyo menilai SMAN 3 cukup kompetitif, termasuk dalam hal lulusannya. Banyak siswa yang diterima di PTN, dan ada juga yang kuliah di China melalui jalur beasiswa berprestasi.
“Alumninya juga banyak yang berhasil di segala sektor, baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif yakni menjadi anggota DPRD. Termasuk ketua alumni Ilmaga, Bapak Hadi Sadsila yang saat ini menjabat sebagai Kepala BPKPAD Kabupaten Purworejo,” jelasnya.

Cahyo menyebutkan ada empat pilar yang harus dibangun untuk ekosistem sekolah. Yakni guru dan murid, orang tua, pemerintah, dan alumni. “Kita harus bisa menunjukkan bahwa keberhasilan sekolah itu tercermin dari alumninya yang berhasil di sektor masing-masing,” imbuhnya.
Di usia 42 tahun SMAN 3, Cahyo berharap semua pihak dapat bergerak bersama. “Setiap tindakan itu harus ada rencana, setiap rencana harus terukur, bagaimana melibatkan anak kita. Bagaimana menyiapkan anak kita menuju Indonesia Emas 2045 melalui visi misi kami. Sesuai tagline SMAN 3 yakni Religius, Unggul, Berbudaya,” jelasnya.
Religius, menurut Cahyo, merupakan benteng utama di era disrupsi ini. Para siswa dibekali karakter, terutama agama sebagai pondasi ketika mereka memiliki keunggulan di bidang masing-masing. Jangan sampai keunggulan-keunggulan itu disalahgunakan.
“Adapun berbudaya, dalam arti luas bahwa kita harus berbudaya termasuk budaya disiplin, bertanggung jawab, dan itu menjadi visi dari SMAN 3,” imbuhnya.
Saat ini, SMAN 3 memiliki 747 siswa terbagi 21 rombongan belajar (rombel), masing-masing tujuh kelas setiap jenjangnya. Mereka terbagi dalam kelompok mapel Sains, Humaniora, dan Sosial.
Dalam perayaan upacara peringatan ini, para alumni hadir untuk menyaksikan pentas seni siswa serta penyerahan penghargaan kepada para juara lomba. Yakni Futsal, Literasi, Teater, dan Bagus Roro.
“Kehadiran alumni agar menjadi support dan menjadi kebanggaan para siswa. Yakni bahwa semua anak memiliki peluang yang sama untuk menjadi sukses,” pungkas Cahyo. (Dia)

