PURWOREJO, Dalam rangkaian HUT ke-51, Perumda Air Minum Tirta Perwitasari meresmikan Monumen Pompa Lindeteves Stokvis 1925 pada Jumat (12/12/2025). Monumen yang ditempatkan di sisi barat gedung PDAM itu merupakan pompa peninggalan Perusahaan Leideng Belanda yang menyimpan sejarah panjang layanan air minum di Purworejo.
Direktur Perumda Air Minum Tirta Perwitasari, Hermawan Wahyu Utomo berharap momentum peresmian monumen dapat menjadi penyemangat bagi seluruh karyawan. “Semoga dapat gas pol menambah lebih banyak pelayanan,” ungkapnya usai acara tasyakuran 51 Tahun PDAM Tirta Perwitasari Purworejo.
Hermawan memaparkan, pada 12 Desember 1974 berdiri perusahaan daerah air minum Kabupaten Purworejo. Kemudian berubah menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum Purworejo pada 2003.
Ia menjelaskan, pada awal berdirinya di tahun 1925, layanan air minum diperuntukkan khusus bagi kebutuhan militer kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan, pengelolaan diambil alih dan pompa-pompa yang ada diubah fungsinya untuk melayani masyarakat.
Sambil menunjuk pompa, Hermawan menceritakan bahwa pompa tersebut dulunya memiliki instalasi lengkap. Namun karena usia yang sudah tua, kinerjanya tidak lagi efisien sehingga dialihfungsikan sebagai monumen sejarah.
Menurutnya, penulisan sejarah PDAM sebenarnya pernah dirintis dan mulai ditulis dalam sebuah buku. Namun proses tersebut terhenti setelah penulisnya, Atas Danu Subrata, meninggal dunia. Pihaknya berencana mencari penulis baru untuk melanjutkan dokumentasi sejarah tersebut. “Jangan pernah melupakan sejarah, sudah banyak sekolah juga yang datang dan menanyakan,” ungkapnya.
Saat ini, hanya satu pompa peninggalan Belanda yang masih tersisa, yakni di Tuksongo. Ke depan, pompa tersebut direncanakan akan dikembangkan menjadi pompa modern dengan teknologi membran dengan nano filter sehingga kualitas air semakin baik. “Nantinya lebih higienis dapat langsung diminum,” tandasnya. (Ita)
100 Tahun Monumen Pompa, Jadi Pengingat Sejarah Rintisan Layanan Air PDAM Tirta Perwitasari Purworejo

