GRABAG, Panen raya padi dilakukan di Desa Dukuhdungus, Kecamatan Grabag pada Kamis ( 24/7/2025). Panen raya dilakukan secara simbolis oleh Bupati Purworejo diwakili Plt Kadin Ketahanan Pangan dan Pertanian (KPP), Wiyoto Harjono, Dandim 0708, Letkol Inf Imam Purwoko, Kapolres diwakili Kabag SDM Polres, AKP Markotib, Camat Grabag, Eko Setyo Husodo, serja jajaran forkopincam.
Selanjutnya, untuk memudahkan proses panen di lahan seluas 4,1 hektare, digunakan Combine Trasher yang langsung menebas tanaman padi serta merontokkan gabah sekaligus dalam waktu singkat.
Selain itu, dilakukan pula penanaman benih jagung menggunakan mesin penabur benih di lahan sawah yang telah diolah. Tak sampai hitungan tiga menit, ratusan benih jagung ditanam di lahan yang disediakan berlajur lajur.
Tak hanya itu, dalam momen panen raya ini, Desa Dukuhdungus juga mempraktikkan penyemprotan hama menggunakan drone spayer. Hal tersebut dilakukan untuk mengenalkan penggunaan teknologi di dunia pertanian.
“Panen kali ini menggunakan alat berat, termasuk drone. Ini pakai alat yang mudah sehingga masyakarat mengenal alsintan atau alat dan mesin pertanian, termasuk teknologinya,” ujar Kepala Desa Dukuhdungus, Daski Rokhmad beberapa saat sebelum panen raya dilakukan.
Adapun traktor roda empat, kata Daski, digunakan untuk mengolah tanah pasca panen padi. “Pada masa tanam (MT) 3 ini lahan kami gunakan untuk menanam palawija, dalam hal ini jagung. Yakni di musim kering hingga bulan Oktober mendatang,” ujarnya.

Untuk memudahkan pengolahan lahan sawah tersebut, Desa Dukuhdungus kini telah memiliki traktor roda empat senilai Rp365 juta. Pembelian traktor tersebut, lanjut Daski, berasal dari dana APBDes.
“Alokasi APBDes sebesar 60% untuk ketahanan pangan atau senilai kurang lebih Rp600 juta, dan sekitar 40% untuk pembelian traktor roda empat senilai Rp 365 juta. Dari alokasi tersebut, sebagai penyertaan modal di BUMDes Sumber Raharjo yang digunakan Program Ketahanan Pangan,” tutur Daski. Untuk pengelolaannya, dilakukan kerjasama dengan Bumdes. Hal ini adalah dalam rangka sinergitas untuk mendukung ketahanan pangan.
Daski menjelaskan, dengan menggunakan traktor roda empat, pengolahan tanah di lahan sawah seluas 4,1 hektare hanya dilakukan selama empat hari. Hal itu karena bila menggunakan traktor roda empat, setiap satu hektare dikerjakan hanya sehari. Sedangkan traktor roda dua, setiap satu hektar dikerjakan empat hari. Sehingga dibutuhkan waktu 16 hari untuk mengolah lahan bekas sawah seluas 4,1 hektare.
Dalam kesempatan itu, hasil panen langsung dibeli oleh pihak Bulog dengan harga Rp6.500/kg. Sedangkan jagung, nantinya akan dibeli seharga Rp5.500/kg.
Terkait stok beras Bulog, Plt DKPP Wiyoto menyebutkan, per 23 Juli 2025 ada 12.578,071 ton. “Terima kasih kepada Bulog yang telah menyerap gabah dan beras petani Purworejo. Ini merupakan bukti nyata masyakarat untuk mewujudkan ketahanan pangan,” ucap Wiyoto.
Mewakili Bupati, ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi menyukseskan tanam padi. “Ini bukan sekedar seremonial, tapi momentum menjaga ketahanan pangan,” lanjutnya.
Di sisi lain, Dandim menyatakan bahwa program yang digagas Presiden Prabowo di bidang ketahanan pangan ini perlu disengkuyung bersama. Dirinya menyampaikan apresiasi kepada pihak Desa Dukuhdungus yang telah menggunakan teknologi untuk memajukan hasil pertanian. Termasuk penggunaan teknologi drone untuk menyemprot hama dan traktor roda empat untuk mengolah lahan lebih cepat. (Dia)