PURWOREJO, Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando menegaskan, diperlukan mobilisasi pengetahuan yang ada di perpustakaan untuk meningkatkan indeks kegemaran membaca masyarakat. Selain itu juga untuk mendukung implementasi revolusi mental.
“Mobilisasi pengetahuan adalah cara untuk menggerakkan pengetahuan yang tersedia di perpustakaan, agar dapat dimanfaatkan secara aktif dan lebih luas,”tegas Syarif Bando dalam sambutan di depan ratusan peserta Tali Show Safari Gerakan Nasional Membudayakan Kegemaran Membaca, di Pendopo Kabupaten Purworejo, Kamis (1/3).
Talk Show menghadirkan Pustakawan Utama, Supriyanto, penulis buku Dr Junaedi Setiyono, M.Pd dan anggota Komisi X DPR RI Ir Bambang Sutrisno. Talk Show diikuti oleh 200 penggiat perpustakaan di Purworejo.
Lebih lanjut Syarif Bando mengatakan, berdasarkan survei, minat baca masyarakat Indonesia rendah. Namun fakta di lapangan bertolak belakang. Minat baca masyarakat dinilai cukup tinggi.
Diakui, ketersediaan buku dibanding dengan pembaca di Indonesia masih rendah, yakni 1:15.000. Padahal menurut Unesco idealnya 2 buku untuk 1 orang. Hal ini karena keterbatasan akses terhadap bahan bacaan, baik secara online maupun offline yang positif.
Disebutkan, berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pengguna internet sebanyak 132,4 juta
dari 265,4 juta orang populasi penduduk Indonesia.
“Namun disayangkan, saat ini konten atau isinya didominasi oleh games (44%]), aktivitas sosial (12%), alat bantu (9%), fotografi (9%), musik.(6%), bisnis (3%). Sedang penggunaan sosial media untuk baca buku hanya 3%,”tandasnya. (Nas)