GRABAG, Setelah sukses dua tahun berturut-turut menggelar even festival layang-layang tingkat nasional, Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM bertekad menjadikan Kabupaten Purworejo sebagai tuan rumah festival layang-layang tingkat dunia. Tidak saja untuk mengenalkan Kabupaten Purworejo di tingkat dunia namun juga untuk menarik investor dan wisatawan untuk mengunjungi Purworejo.
“Untuk itu perlu persiapan yang matang agar berhasil baik terutama untuk mempromosikan sejumlah obyek wisata yang ada di wilayah Kabupaten Purworejo. Dengan harapan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang endingnya untuk kesejahteraan masyarakat,” tandas Bupati pada pembukaan festifal layang-layang Kite Festival 2018 di Pantai Ketawang,, Kecamatan Grabag, Sabtu dan Minggu (28-29/7).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo Agung Wibowo, AP mengatakan, Purworejo Kite Festival 2018
diikuti oleh 54 klub. Tidak hanya dari Indonesia, namun beberapa peserta berasal dari Malaysia, Jepang dan Polandia. Puluhan layang-layang unik berbagai bentuk andil dalam festval ini.
“Paling tidak ini akan memacu kami sebagai penyelenggara untuk terus meningkatkan pelaksanaan tahun depan,” ujar Agung Wibowo.
Sementara itu Kepala Desa Ketawang Supriyanto mengaku bangga atas peyelenggaraan festifal layang-layang tingkat nasional yang dipusatkan di tempat wisata Pantai Ketawang.
“Peserta dari Malaysia, Jakarta, Bandung, dan dari berbagai kota di Indonesia, sudah menempati home stay yang kami sediakan. Masing-masing merasa senang dan terkesan berada di Desa Ketawang,”ujarnya bangga.
Dalam kegiatan tersebut bupati dan wakil bupati menaikkan layang-layang. Bersamaan dengan itu, ribuan warga pun tumpah ruah menyaksikan gelaran festival layan-layang. Pengunjung bisa menyaksikan berbagai layang-layang unik dalam berbagai bentuk seperti buto ijo, sarikem, wayang, naga, kuda laut, buaya, cumi-cumi, spiral dan lain-lain.
Untuk menaikkan layang-layang naga dengan panjang 100 meter, dibutuhkan sedikitnya 10 orang karena bobot layang-layang saat terbang bisa mencapai tiga ratus kilogram. Termasuk harus memahami arah angin sehingga layang-layang bisa bertahan di udara. (*)