Bupati Purworejo H Agus Bastian, SE, MM pernah menegaskan, tema pembangunan tahun 2018 adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan Kabupaten Purworejo sebagai gerbang ekonomi utama bagian selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbasis pertanian, pariwisata, industri, dan perdagangan.
Dijabarkan, tema tersebut mengandung makna bahwa cita-cita Purworejo menjadi gerbang ekonomi utama bagian selatan Jawa Tengah. Hal itu akan terwujud apabila roda perekonomian Purworejo bergerak maju menjawab adanya rangsangan pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya, terutama akibat adanya Bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.
“Saya mengharapkan adanya kegiatan ekonomi yang masif pada sektor pertanian, pariwisata, industri, dan perdagangan yang tentu saja harapannya akan meningkatkan product domestic regional bruto (PDRB) Kabupaten Purworejo,” tandas Bupati saat menutup Musrenbang 2017, Rabu (29/3) lalu.
Tekad untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi akan diwujudkan dengan pembanguban infrastruktur jalan dan jembatan sepanjang tahun 2018 ini. Peningkatan jalan dan jembatan itu diharapkan dapat mengakselerasi laju perekonomian daerah.
Seperti dijelaskan oleh Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Purworejo, Drs Suranto, MPA, pada 2018 ini Pemerintah Kabupaten Purworejo mengucurkan dana sebesar Rp 23.579.767.800 untuk peningkatan 30 ruas jalan. Total panjang jalan kabupaten yang ditingkatkan yaitu 41,01 Km.
“Tahap pertama 9 ruas jalan dan tiga jembatan, semuanya telah ditenderkan. Bahkan hari Senin (22/5) ini ada yang sudah mulai dikerjakan. Sisanya sedang dalam persiapan tender,,”jelas Suranto di ruang kerjanya, Senin (22/5).
Ke-9 ruas jalan yang akan segera digarap yaitu ruas jalan Tamansari-Sembaon sepanjang 4 Km, pelebaran ruas jalan Kemiri-Pituruh (2 Km), peningkatan ruas jalan Kemanukan-Soka (1 Km), peningkatan ruas jalan Tunjungtejo-Blekatuk (1 Km).
Peningkatan ruas jalan Purwodadi-Ngombol (1 Km), peningkatan ruas jalan Sruwoh-Suren (1 Km), peningkatan ruas jalan Kesawen-Kaliglagah (1 Km), peningkatan ruas jalan Loning-Girijoyo (1 Km), peningkatan ruas jalan Jenar-Angkruk Ketip (1,5 Km).
Juga pembangunan jembatan Ngaglik , Kecamatan Gebang, sepanjang 40 meter dengan lebar 6 meter, penggantian jembatan Sejambe yang menghubungkan Desa Ganggeng-Brenggong, dan pembuatan jembatan gantung Sidomulyo-Tanjunganom sepanjang 75 meter lebar 1,2 meter.
Pembangunan jembatan Ngaglik menelan biaya sebesar Rp 6 miliar, jembatan Ganggeng Rp 2 miliar dan jembatan gantung Rp 700 juta.
“Jembatan Ngaglik sangat penting dan strategis, karena nantinya akan memperpendek jarak tempuh Gebang-Bruno. Sehingga waktu tempuh Gebang-Bruno bisa diefisienkan satu jam dibanding sebelumnya,”tandas Suranto.
Sementara jembatan gantung Sidomulyo-Tanjunganom di Kecamatan Butuh yang melintang di atas Sungai Butuh telah lama menjadi impian warga setempat. Salah satu alasannya yaitu selama ini warga Sidomulyo terpaksa harus menyeberang sungai jika akan menuju Tanjunganom, termasuk saat membawa keranda jenazah.
Ke-30 ruas jalan dan 3 jembatan itu dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2018. Itu artinya akan menambah panjang ruas jalan yang baik, sekaligus mengurangi jumlah ruas jalan yang rusak. Pada akhirnya jadi jalan bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi sebagaimana tertuang dalam Visi dan Misi Bupati/Wakil Bupati Purworejo. (Adv)